ADVERTISEMENT

Menyelami Makna Pendidikan: Panduan Utuh Penelitian Kualitatif

  • Judul Buku : Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan
  • Penulis : Dr. Umar Sidiq, M.Ag & Dr. Mohammad Miftachul Choiri, M.A
  • Penerbit : CV Nata Karya
  • Tahun Terbit : 2019
  • Kota Terbit : Ponorogo
  • Jumlah Halaman : x + 147 halaman
  • ISBN : 978-602-51193-1-5

Penelitian dalam bidang pendidikan selalu menghadapi persoalan yang kompleks, sebab pendidikan tidak hanya menyangkut angka-angka hasil belajar, tetapi juga perilaku, motivasi, interaksi sosial, budaya sekolah, hingga dinamika psikologis guru dan peserta didik. Oleh karena itu, penelitian kualitatif hadir sebagai salah satu pendekatan penting yang dapat menjawab kebutuhan pemahaman mendalam atas realitas pendidikan yang sulit direduksi menjadi angka-angka semata. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan yang ditulis oleh Umar Sidiq dan Mohammad Miftachul Choiri ini menjadi salah satu referensi penting bagi mahasiswa, dosen, maupun praktisi pendidikan dalam memahami dasar-dasar, prosedur, serta penerapan penelitian kualitatif.

Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan diterbitkan oleh CV Nata Karya pada tahun 2019 dan disusun dengan bahasa yang sistematis, disertai dengan uraian langkah-langkah praktis agar pembaca tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkan penelitian kualitatif dalam praktik nyata. Struktur buku dibagi ke dalam beberapa bab besar: langkah, ciri, dan tahapan penelitian kualitatif; analisis data; keabsahan data; teknik sampling; instrumen penelitian; hingga penulisan laporan. Dengan susunan tersebut, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan berfungsi ganda: sebagai pengantar metodologi sekaligus panduan praktis dalam menyusun proposal atau skripsi di bidang pendidikan.

Hakikat dan Langkah Penelitian Kualitatif

Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan membuka pembahasan dengan menjelaskan pengertian penelitian secara umum. Kata “research” berasal dari bahasa Inggris yang berarti “mencari kembali”, sehingga penelitian adalah upaya sistematis untuk menemukan kebenaran melalui proses ilmiah. Penelitian bisa dibedakan ke dalam dua pendekatan utama: kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif berfokus pada data numerik, pengukuran, serta analisis statistik. Sementara penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna, pengalaman, proses, serta pemahaman terhadap fenomena sosial.

Dalam konteks pendidikan, penelitian kualitatif menjadi sangat penting karena pendidikan adalah dunia yang penuh makna, simbol, interaksi, serta nilai. Misalnya, bagaimana guru memahami muridnya, bagaimana budaya sekolah terbentuk, atau bagaimana siswa memaknai pengalaman belajar mereka. Semua itu tidak dapat direduksi hanya menjadi angka, melainkan membutuhkan deskripsi, interpretasi, serta pemahaman kontekstual.

Penelitian kualitatif, sebagaimana ditegaskan dalam Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan, bertujuan memahami fenomena secara holistik. Objek yang diteliti tidak diperlakukan sebagai angka statistik, melainkan sebagai individu atau kelompok dengan pengalaman, motivasi, dan persepsi yang khas. Langkah-langkah penelitian kualitatif meliputi: menemukan dan merumuskan masalah, menyusun latar belakang teoritis, menentukan strategi penelitian, memilih alat pengumpulan data, melaksanakan pengumpulan data, menganalisis serta menafsirkan data, dan menyusun laporan penelitian.

Menariknya, penelitian kualitatif lebih fleksibel dibanding penelitian kuantitatif. Desain penelitian sering kali bersifat “emergent” atau berkembang sesuai temuan di lapangan. Peneliti tidak datang dengan hipotesis kaku, melainkan dengan fokus yang bisa bergeser seiring diperoleh data baru. Hal ini membuat penelitian kualitatif adaptif terhadap kenyataan lapangan yang sering kali penuh dinamika.

Ciri-ciri Penelitian Kualitatif

Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan kemudian menjelaskan secara rinci ciri-ciri penelitian kualitatif. Ada beberapa karakter utama yang membedakannya dengan pendekatan kuantitatif. Pertama, sumber data berasal dari situasi alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, mengamati, berinteraksi, dan merasakan realitas sosial sebagaimana adanya, bukan dalam kondisi buatan laboratorium.

Kedua, peneliti adalah instrumen utama. Dalam penelitian kualitatif, manusia adalah alat pengumpul data paling penting karena hanya manusia yang mampu menangkap makna, memahami bahasa tubuh, membaca emosi, serta menafsirkan simbol. Instrumen lain seperti kamera atau perekam suara hanyalah alat bantu, bukan pengganti.

Ketiga, penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data berupa kata-kata, narasi, gambar, atau perilaku, bukan angka statistik. Hasil penelitian biasanya disajikan dalam bentuk laporan naratif yang kaya makna.

Keempat, penelitian kualitatif mementingkan proses dibandingkan produk akhir. Bagaimana suatu fenomena berlangsung, bagaimana interaksi terbentuk, atau bagaimana makna dimaknai oleh subjek lebih penting daripada sekadar hasil akhir.

Kelima, analisis data dilakukan secara induktif. Artinya, peneliti tidak berangkat dari teori untuk diuji, melainkan dari data empiris untuk membangun konsep atau hipotesis baru.

Keenam, penelitian kualitatif mengutamakan makna (meaning). Tujuan utamanya bukan sekadar mengukur, tetapi memahami bagaimana subjek memaknai kehidupannya. Oleh sebab itu, perspektif partisipan (emic perspective) menjadi pusat perhatian.

Selain itu, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan menegaskan pentingnya triangulasi sebagai teknik untuk menguji keabsahan data. Triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan data dari berbagai sumber, menggunakan metode berbeda, atau mengecek ulang informasi kepada informan. Dengan demikian, data menjadi lebih valid dan terhindar dari subjektivitas semata.

Ciri penting lain adalah fleksibilitas desain, sampling purposif (sampel dipilih secara sengaja sesuai tujuan penelitian), analisis dilakukan sejak awal, serta hasil penelitian yang bersifat kontekstual dan tidak digeneralisasikan secara luas. Semua itu menegaskan bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan kedalaman (depth) daripada keluasan (breadth).

Tahapan Penelitian Kualitatif

Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan membagi tahapan penelitian kualitatif ke dalam tiga fase utama: pra-lapangan, lapangan, dan analisis data.

Pada tahap pra-lapangan, peneliti harus menyiapkan rancangan penelitian, memilih lokasi, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lokasi penelitian, memilih informan, menyiapkan perlengkapan, serta memperhatikan etika penelitian. Etika menjadi sangat penting karena penelitian kualitatif melibatkan interaksi langsung dengan manusia, sehingga peneliti harus menjaga kejujuran, menghargai adat, menjaga rahasia informan, serta tidak merugikan pihak yang diteliti.

Tahap lapangan mencakup proses memasuki lokasi penelitian, menjalin hubungan dengan subjek, mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi, serta menjaga posisi peneliti agar tetap netral. Pada tahap ini, penampilan fisik dan sikap peneliti juga memengaruhi keberhasilan penelitian.

Tahap analisis data dilakukan sepanjang penelitian, tidak menunggu data terkumpul seluruhnya. Analisis meliputi reduksi data (memilih data penting), penyajian data (dalam bentuk naratif, diagram, atau bagan), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Model analisis data yang terkenal digunakan adalah model interaktif Miles dan Huberman yang menekankan hubungan siklus antara reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.

Analisis Data Induktif dan Deduktif

Salah satu bagian penting Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan adalah pembahasan tentang analisis induktif dan deduktif. Analisis deduktif biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif, di mana peneliti berangkat dari teori atau hipotesis kemudian diuji dengan data. Sebaliknya, analisis induktif digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana peneliti berangkat dari data empiris di lapangan untuk kemudian membangun teori.

Induktif tidak berarti tanpa teori, melainkan teori dikembangkan dari bawah (grounded). Misalnya, peneliti yang meneliti budaya sekolah akan mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara, kemudian dari data itu muncul pola-pola tertentu yang akhirnya dirumuskan menjadi konsep atau teori baru.

Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan juga menjelaskan analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman, yang meliputi tiga komponen: reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan/verifikasi. Proses ini berlangsung secara interaktif dan terus menerus sepanjang penelitian, sehingga analisis bukanlah tahap akhir, melainkan bagian integral dari seluruh proses penelitian.

Uji Keabsahan Data

Validitas atau keabsahan data menjadi persoalan penting dalam penelitian kualitatif. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan menguraikan berbagai cara untuk menjamin bahwa data yang diperoleh benar-benar dapat dipercaya. Di antaranya adalah triangulasi, pengecekan sejawat, perpanjangan keikutsertaan peneliti di lapangan, peningkatan ketekunan pengamatan, serta pencarian kasus negatif.

Triangulasi bisa dilakukan melalui sumber (membandingkan data dari informan berbeda), metode (membandingkan hasil wawancara dengan observasi), atau teori (menggunakan berbagai perspektif teori untuk menganalisis data yang sama). Dengan cara ini, penelitian kualitatif tetap bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah meskipun tidak menggunakan statistik.

Teknik Sampling dalam Penelitian Kualitatif

Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang menggunakan random sampling, penelitian kualitatif cenderung menggunakan purposive sampling atau snowball sampling. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan menjelaskan bahwa purposive sampling berarti informan dipilih berdasarkan tujuan penelitian, misalnya guru berpengalaman, kepala sekolah, atau siswa dengan karakteristik tertentu.

Snowball sampling berarti informan awal merekomendasikan informan lain yang dianggap relevan, sehingga sampel berkembang seperti bola salju. Kedua teknik ini memungkinkan peneliti mendapatkan data yang mendalam dari sumber yang paling berkompeten.

Teknik Pengumpulan Data

Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan menegaskan tiga teknik utama pengumpulan data kualitatif: observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Observasi memungkinkan peneliti melihat langsung fenomena di lapangan, baik secara partisipatif maupun nonpartisipatif. Wawancara bisa dilakukan secara terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur, tergantung kebutuhan penelitian. Dokumentasi meliputi catatan, arsip, foto, maupun dokumen resmi yang relevan.

Ketiganya saling melengkapi, sehingga hasil penelitian menjadi lebih kaya dan mendalam.

Content Analysis dan Grounded Theory

Salah satu metode analisis data yang dibahas dalam Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan adalah content analysis (analisis isi). Teknik ini banyak digunakan ketika peneliti berhadapan dengan dokumen, teks, atau media. Analisis isi berusaha menemukan makna yang terkandung dalam teks, baik makna tersurat maupun tersirat.

Selain itu, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan juga menyinggung grounded theory, yaitu pendekatan yang berusaha membangun teori dari bawah berdasarkan data lapangan, bukan menguji teori yang sudah ada.

Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian

Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan memberikan panduan praktis bagi mahasiswa dalam menyusun proposal skripsi maupun laporan penelitian. Format proposal penelitian kualitatif biasanya mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan, kajian pustaka, metode penelitian, dan jadwal penelitian.

Laporan penelitian kualitatif disajikan dalam bentuk narasi panjang yang kaya deskripsi. Hasil penelitian bukan berupa tabel statistik, melainkan cerita, kutipan wawancara, deskripsi situasi, dan interpretasi peneliti. Oleh sebab itu, keterampilan menulis naratif sangat diperlukan.

Instrumen penelitian kualitatif dijelaskan secara rinci dalam Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan, termasuk bagaimana menyusun pedoman wawancara, catatan observasi, dan dokumen penelitian. Tetapi tetap ditekankan bahwa instrumen utama adalah peneliti sendiri, sehingga kemampuan refleksi, keterampilan berkomunikasi, dan kepekaan sosial sangat menentukan keberhasilan penelitian.

Relevansi Buku

Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan bukan hanya menyajikan teori, tetapi juga memberi panduan praktis yang sangat berguna bagi mahasiswa dan peneliti pemula. Penulis berhasil menjembatani teori metodologi yang sering kali abstrak dengan kebutuhan praktis mahasiswa yang sedang menyusun skripsi atau tesis.

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan penting karena pendidikan kita masih menghadapi banyak persoalan yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan angka. Misalnya, mengapa siswa tidak termotivasi belajar, bagaimana budaya sekolah terbentuk, bagaimana guru mengelola kelas, atau bagaimana interaksi sosial antar siswa berkembang. Semua itu membutuhkan penelitian kualitatif yang mampu menggali makna dan proses secara mendalam.

Penutup

Secara keseluruhan, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan menekankan bahwa penelitian kualitatif adalah upaya memahami fenomena pendidikan secara holistik dan mendalam. Melalui tahapan yang sistematis, ciri yang khas, serta teknik analisis yang kontekstual, penelitian kualitatif memberikan kontribusi besar bagi pengembangan teori maupun praktik pendidikan.

Rangkuman ini tentu tidak bisa menggantikan kedalaman karya aslinya, tetapi sudah menggambarkan alur utama isi Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan mulai dari definisi, ciri, langkah, analisis, validitas, hingga penulisan laporan. Uraian ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa atau pembaca umum untuk memahami metodologi penelitian kualitatif di bidang pendidikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *