ADVERTISEMENT

Cara Menjaga Konsistensi Membaca Buku untuk Siswa

Membaca adalah kegiatan yang penuh manfaat. Dari membaca, kita bisa mengetahui banyak hal meski belum pernah melihat atau mengalaminya langsung. Membaca bisa membuat kita lebih cerdas, menambah ide, bahkan membantu kita memahami pelajaran di sekolah dengan lebih mudah. Namun, tantangan terbesar bukanlah sekadar mau membaca, melainkan bagaimana kita bisa terus melakukannya secara rutin tanpa berhenti di tengah jalan.

Membaca itu ibarat olahraga untuk otak: kalau dilakukan hanya sekali-sekali, hasilnya tidak terasa. Tetapi kalau dilakukan rutin, otak kita menjadi lebih tajam dan ingatan kita semakin kuat. Seorang penulis terkenal, William Faulkner, pernah berkata, “Read, read, read. Read everything—trash, classics, good and bad, and see how they do it.” Pesan ini sederhana: membaca harus dilakukan terus-menerus, apa pun jenis bukunya.

Bahkan ada penelitian dari Dr. Robert S. Wilson (2013) yang menunjukkan bahwa orang yang rajin membaca sejak muda sampai tua memiliki ingatan yang lebih baik dibanding mereka yang jarang membaca. Jadi, membaca bukan hanya tentang menambah ilmu, tetapi juga cara menjaga kesehatan otak.

Namun, ada banyak hal yang bisa membuat kita sulit untuk konsisten membaca. Salah satu yang paling besar adalah godaan ponsel. Hampir setiap hari, kita sibuk membuka media sosial, menonton video pendek, atau bermain game. Akibatnya, waktu yang seharusnya bisa dipakai untuk membaca buku habis begitu saja.

Nicholas Carr, seorang penulis, dalam bukunya The Shallows mengatakan bahwa kebiasaan membaca hal-hal singkat di internet membuat kita kehilangan kemampuan untuk fokus membaca teks yang panjang. Akhirnya, ketika kita memegang buku dengan ratusan halaman, kita mudah merasa bosan dan tidak sanggup menyelesaikannya.

Selain itu, banyak siswa merasa tidak punya waktu untuk membaca. Tugas sekolah, les tambahan, kegiatan ekstrakurikuler, semuanya menyita tenaga dan perhatian. Namun, jika kita mau jujur, sering kali waktu kita lebih banyak terbuang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak penting.

Menurut data tahun 2024, rata-rata orang Indonesia menghabiskan lebih dari tiga jam sehari hanya untuk media sosial. Bayangkan jika setengah jam saja dari waktu itu kita gunakan untuk membaca. Dalam satu minggu, kita sudah bisa menyelesaikan puluhan halaman. Dalam beberapa bulan, mungkin sudah bisa menamatkan beberapa buku.

Ada juga hambatan lain, yaitu rasa malas. Membaca memang memerlukan energi dan konsentrasi. Tidak seperti menonton film atau video, membaca membuat kita harus aktif membayangkan isi cerita, memahami kata-kata sulit, dan menghubungkan isi bacaan dengan pengetahuan yang sudah kita miliki. Kalau kita sedang lelah atau malas, biasanya buku langsung ditutup dan ditinggalkan.

Hambatan berikutnya adalah salah memilih bacaan. Kalau buku yang dipilih terlalu sulit atau tidak sesuai minat, kita cepat kehilangan semangat. Misalnya, ada siswa yang dipaksa membaca buku sejarah tebal dengan bahasa yang rumit, padahal dia lebih suka membaca cerita petualangan. Akhirnya, ia merasa bosan dan enggan melanjutkan.

Lalu, bagaimana caranya agar membaca bisa menjadi kebiasaan yang konsisten? Salah satu cara yang paling penting adalah menentukan tujuan. Kita perlu bertanya pada diri sendiri: mengapa saya ingin membaca? Apakah untuk menambah ilmu, mencari hiburan, atau memperkaya kosakata?

Jika tujuan sudah jelas, semangat untuk membaca akan lebih kuat. Selain itu, cobalah membuat jadwal khusus. Tidak perlu lama, cukup 10–15 menit sehari. Lebih baik membaca sedikit tapi teratur daripada membaca banyak sekaligus lalu berhenti lama. Misalnya, membaca setiap malam sebelum tidur atau setiap pagi setelah bangun tidur.

Membaca akan lebih menyenangkan kalau kita memilih buku sesuai dengan minat kita. Kalau suka cerita petualangan, pilih buku petualangan. Kalau suka sains, pilih buku tentang pengetahuan. Dengan begitu, membaca tidak terasa membebani.

Kita juga bisa mencoba kebiasaan membawa buku atau e-book ke mana pun. Jadi, ketika ada waktu luang, seperti saat menunggu jemputan atau perjalanan dengan kendaraan umum, kita bisa memanfaatkannya untuk membaca.

Agar lebih bermanfaat, tuliskan catatan kecil dari isi bacaan. Bisa berupa kalimat yang menarik, poin penting, atau bahkan pertanyaan yang muncul saat membaca. Catatan ini akan membantu kita lebih mudah mengingat isi buku. Membaca pun akan terasa lebih hidup bila dilakukan bersama teman. Cobalah ajak teman membaca buku yang sama, lalu diskusikan isinya. Kita bisa saling bertukar pendapat, dan hal itu membuat membaca semakin seru.

Selain itu, kita juga perlu mengurangi gangguan saat membaca. Ponsel bisa menjadi penghalang besar. Karena itu, lebih baik matikan notifikasi atau simpan ponsel di tempat lain selama membaca. Dengan begitu, pikiran kita lebih fokus pada bacaan.

Dan yang tak kalah penting adalah menikmati proses membaca itu sendiri. Jangan hanya terpaku pada jumlah buku yang sudah selesai. Membaca bukan perlombaan siapa yang paling banyak. Yang paling berharga adalah isi cerita, ilmu, dan pengalaman yang kita dapatkan dari setiap halaman.

Menjaga konsistensi membaca memang tidak selalu mudah. Ada saat-saat kita merasa malas atau sibuk. Namun, kalau kita punya tujuan yang jelas, mampu mengatur waktu, memilih bacaan yang tepat, dan mengurangi gangguan, konsistensi itu bisa tercapai.

Haruki Murakami, seorang penulis terkenal, pernah berkata, “If you only read the books that everyone else is reading, you can only think what everyone else is thinking.” Artinya, kalau kita hanya membaca buku yang sama seperti orang lain, pikiran kita juga akan sama seperti mereka. Membaca dengan konsisten membuka peluang bagi kita untuk berpikir lebih luas, kreatif, dan berbeda.

Jadi, mulailah dari langkah kecil. Bacalah beberapa halaman setiap hari. Tidak perlu terburu-buru menamatkan banyak buku. Biarkan membaca menjadi kebiasaan yang menyenangkan, sesuatu yang membuat kita selalu ingin kembali membuka halaman demi halaman.

Semakin sering kita membaca, semakin banyak manfaat yang bisa kita rasakan: kita jadi lebih mudah memahami pelajaran, lebih kaya pengetahuan, dan lebih siap menghadapi masa depan. Membaca adalah bekal berharga, dan konsistensi adalah kuncinya. Dengan langkah sederhana hari ini, kita sedang menyiapkan diri untuk masa depan yang lebih cerah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Promo Spesial!

Iklan

Beriklan di sini. Diskon 50% hari ini!