ADVERTISEMENT

Napoli yang Dibenci: dari Selatan Melawan Sendirian

Fasisme, komunisme, atau apa pun itu namanya tidak berlaku untuk Napoli. Tanpa embel-embel ideologi saja, mereka sudah sangat dibenci seantero Italia.

Persamaan dan perbedaan akan menentukan siapa kawan maupun lawan di sepak bola. Si kaya dan si miskin, si kiri dan si kanan, si Protestan dan si Katolik—siapa pun itu selalu menjadi pemantik permusuhan abadi.

Napoli masuk kategori pertama. Mereka yang miskin harus menghadapi gempuran orang-orang kaya di Utara. Masalahnya, mereka benar-benar sendiri melawan. Padahal ada AS Roma dan Lazio yang juga berasal dari Selatan Italia.

Kontras Utara–Selatan Italia

Roma dan Lazio berasal dari kota metropolis, bahkan ibu kota negara. Beda jauh dengan Naples yang miskin, kumuh, sarang penyamun, kriminalitas tak terkendali, dan sudah pasti tertinggal dari daerah lain.

Italia Utara dipenuhi bangunan-bangunan megah dengan strata ekonomi penduduk menengah ke atas. Dengan semua privilese yang ada, menghina si miskin dari Selatan adalah hobi mereka.

Perbedaan kasta kehidupan sampai memunculkan anggapan bahwa Naples hanyalah aib negara. Orang-orang di sana bahkan disebut anak haram oleh warga Utara.

Akar Kebencian: Gunung Vesuvius

Seperti rivalitas pada umumnya, kebencian terhadap Napoli bukan berakar dari sepak bola. Kebencian orang-orang Utara sudah tertanam sejak lama.

Semua bermula dari simbol kota Naples, Gunung Vesuvius. Dahulu kala, Vesuvius menjadi gunung paling berbahaya di Eropa. Gempa demi gempa di Italia sering disebabkannya, dan gunung itu telah meletus hampir ratusan kali.

Ledakan dahsyat pada 79 Sebelum Masehi (SM) menghapus kota Pompeii dari peta. Kota itu dibangun oleh orang-orang Italia Tengah abad keenam SM. Puluhan ribu nyawa melayang, dan sebagian besar wilayah Naples ikut lenyap.

Bencana inilah yang kemudian membekali stereotip dan kebencian terhadap penduduk Naples.

Nyanyian Kebencian di Tribun

Dalam sepak bola, kebencian ini diwujudkan melalui nyanyian para ultras klub-klub Utara seperti AC Milan, Juventus, dan Inter Milan.

“Vesuvius, basuhlah mereka dengan api. Anjing bahkan menjauhi orang-orang Neapolitan. Kolera dan gempa membunuh anak-anak haram. Kalian tidak pernah mandi, mandikanlah mereka dengan api.”

Pernah suatu ketika ultras AC Milan menyanyikan lagu tersebut padahal lawan mereka adalah Juventus, bukan Napoli. Ultras Juventus pun ikut menyambut nyanyian itu. Sebenci itu mereka terhadap Napoli.

Rivalitas Derby del Sole

Napoli punya rival tradisional, yaitu AS Roma. Pertemuan keduanya disebut Derby del Sole. Awalnya, derby ini tergolong friendly derby. Kedua ultras sering bertemu, bertukar bendera, dan bersahut-sahutan chants.

Namun, pada 1980-an terjadi perpecahan. Tribun yang biasa ditempati ultras Roma saat tandang ke San Paolo diambil alih oleh fans Napoli. Penolakan dari penghuni baru memicu baku pukul yang melukai beberapa orang. Ironisnya, mereka tidak tahu bahwa kedua kelompok ultras ini sebelumnya bersahabat erat.

Sejak itu, Derby del Sole selalu penuh intrik, tuduhan, dan gesekan keras di lapangan maupun tribun.

Juventus: Rival Abadi

Menurut legenda Italia, Jose Altafini, klub yang paling dibenci Napoli bukanlah AS Roma, melainkan Juventus. “Napoli punya persaingan dengan banyak klub. Tapi dengan Juventus lebih intens,” ujarnya.

Persaingan ini bak si kaya melawan si miskin. Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, mengakui bahwa Juventus punya segala kemewahan: Maserati, FIAT, Ferrari, dan satu abad sejarah. “Kami tidak ada, tapi citra Napoli kuat karena Neapolitans adalah protagonis sejati negara ini,” katanya.

Perang Hinaan Utara–Selatan

Kedua kubu punya panggilan hinaan masing-masing. Neapolitan menyebut warga Turin dengan nama gobbi (bungkuk), merujuk pada mayoritas pekerjaan di pabrik FIAT. Sebaliknya, orang Turin dan warga Utara lainnya memanggil Neapolitan terroni, istilah merendahkan bagi para petani.

Hinaan terhadap Napoli tidak hanya datang dari Juventus, tetapi juga AC Milan dan Inter Milan. Padahal, ketiga raksasa Utara ini juga saling membenci. Bahkan AS Roma dari Selatan pun ikut menjadi musuh Napoli.

Walau sendirian melawan, ultras Napoli dikenal sebagai salah satu yang paling disegani di Italia. Mereka membalas setiap kebencian dengan keberanian yang tak pandang bulu.


Editor: Andi Surianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *