“Saya meyakini bahwa komunikasi adalah pilar utama dalam membangun organisasi yang sehat dan efektif.”
Pernyataan ini bukan hanya sekedar kalimat, melainkan sikap dan kesadaran mendalam bahwa komunikasi bukan sebatas memberi perintah, tetapi juga kemampuan untuk memanusiakan manusia. Banyak kegagalan organisasi berasal dari komunikasi yang buruk: informasi tidak tersampaikan dengan jelas, pesan disalahartikan, bahkan canda pun bisa menjadi masalah besar jika tidak dikemas secara bijak.
Buruknya pola komunikasi tak hanya terjadi pada pemimpin yang sudah uzur, tetapi juga sering ditemukan pada generasi muda yang tidak memahami kultur sosial di sekitarnya. Mereka mungkin cerdas, tapi gagal membangun relasi yang sehat karena tidak memiliki sensitivitas komunikasi. Bahkan, banyak politikus yang orasinya hambar tak menyentuh hati audiens, hanya menggugurkan kewajiban, alih-alih membangun semangat kolektif, miris.
Salah satu pengalaman menarik tentang pentingnya komunikasi terjadi saat pelatihan kepemimpinan. Dalam sesi tersebut, peserta dibagi menjadi lima kelompok. Masing-masing diminta menyusun puzzle bergambar gajah warna-warni sesuai dengan contoh yang ditunjukkan oleh fasilitator. Kelompok harus menentukan siapa pemimpin, siapa pengamat, dan siapa pelaksana. Meski tugasnya sederhana, hasilnya mengejutkan. Banyak kelompok gagal menyusun puzzle dengan benar. Setelah dievaluasi, ditemukan bahwa permasalahannya bukan terletak pada tingkat kesulitan puzzle, melainkan pada cara komunikasi antar tim. Ada pemimpin yang salah menyampaikan informasi, ada anggota yang tidak mendengarkan, dan ada pula yang tidak kompak menentukan strategi.
Dari pelatihan sederhana itu, kita belajar bahwa komunikasi bukan sekadar berbicara. Ia adalah kemampuan menyampaikan maksud dengan jelas, menyamakan perspektif, dan membangun kesepahaman. Tiga hal yang tampak sepele, tapi menentukan sukses tidaknya kerja tim. Beberapa poin penting yang bisa kita ambil sebagai pelajaran:
- Pemimpin harus menyampaikan informasi secara tepat dan jelas.
- Tim harus memiliki satu pemahaman yang utuh dan kompak dalam tujuan.
- Kesepahaman dibangun melalui diskusi yang terbuka dan tidak saling menyalahkan.
Analisis sederhana ini memberikan gambaran besar bahwa dalam organisasi, komunikasi adalah fondasi utama dalam bergerak dan tumbuh. Organisasi bukan tempat bagi ego untuk saling menonjol, tetapi ruang untuk tumbuh bersama lewat keterbukaan, kepercayaan, dan kerja sama yang sehat. Ilmu komunikasi bukan sekadar teori yang dipelajari di ruang kelas, tapi menjadi seni yang harus dipraktikkan dalam dinamika organisasi.