Banyak yang tidak mengetahui diri secara utuh dengan sesungguhnya, banyak yang mengalami stupid cause sehingga waktu terbuang sia-sia begitu saja tanpa mengetahui arah hidup mau kemana. Sungguh, hal tersebut adalah perbuatan yang sia-sia dan sangat tidak disukai oleh Allah SWT.Sejak manusia berakad janji dengan tuhan nya ia memiliki keyakinan dengan ketuhanan. Akan tetapi setelah terlahir di muka bumi ia dibentuk oleh lingkungannya yang tidak sedikitpun tanggung jawab atas dirinya. Sungguh hal tersebut sangat disayangkan serta sangat merugikan diri sendiri. Mengenal makna dari barang siapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal tuhanya, sungguh dialogis tentang bagaimana ia harus sadar bahwasanya penciptaan manusia memiliki maksud dan tujuan yang secara harfiah perlu ia mengerti. Maka tuhan utus nabi kemuka bumi untuk membimbing manusia ke arah yang lebih baik sesuai ajarannya. Walaupun banyak yang membangkang bahkan tidak mengikuti perintahnya sebagai utusan tuhan yang bertanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi, walaupun dengan susah payah pun akan dilakukan dengan kesungguhan jiwa dan raga.

Bagaimana sosok nabi yang memiliki cerita yang pilu bersama umatnya, ketika ia pindah ke thaif ia dilempari batu dan segala macam hingga ia berdarah-darah. Dari cerita ini sungguh miris dan sangat menyentuh hati. Sebagai utusan tuhan yang sangat di sayangi di sia-siakan oleh umatnya, sungguh miris. Misi risalah pun kini harus tetap kita syiarkan guna mengenalkan manusia kepada rabbnya serta bagaimana ia berakhlak pada dirinya. Banyak yang mengajarkan ilmu pengetahuan akan tetapi hal yang sangat penting bagaimana ia memahami tentang mengenal tuhan tidak hanya soal menghafal nama-nama ataupun sifat. Akan tetapi bagaimana ia beribadah dengan sungguh dan serius untuk ia mampu memaknai hidup dengan hakikat yang sesungguhnya. Manusia banyak yang terlena dengan perjalanan di muka bumi ini, ia lupa sebagai hamba yang memiliki tugas dan tanggung jawab tak cukup hanya hidup menunggu mati maupun hidup sekedar hidup. Hidup perlu diperjuangkan dengan sungguh-sungguh, agar dapat memberikan kontribusi sebelum meninggalkan dunia yang fana ini.

 Banyak seseorang yang bersusah payah mengenal tuhannya, padahal apabila kita mampu mentafakuri diri sesungguhnya kekuasaan tuhan itu nyata adanya. Sungguh dzat tuhan ada dan kita harus mempercayai hal tersebut. Manusia yang sulit memahami diri maka ia sulit sekali bersyukur dalam hidup serta bagaimana ia tidak menjalani kehidupan ini dengan serius dan sungguh-sungguh. Sebagaimana disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang berakal, maka sudah sepatutnya ia memanfaatkan potensi dan kekuatan yang dimilikinya. Akal merupakan hal yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Oleh karena itu, manusia harus memanfaatkan apa yang telah Tuhan berikan untuk menebar kemanfaatan bagi sesama. Tuhan tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia bahkan semut yang kecil pun dapat memberikan pelajaran bagi kita apabila kita peka dan sadar akan pelajaran tersebut. Sebagai makhluk yang spesial dan berbeda dengan makhluk lain perlu adanya sesuatu yang dilakukan yang lebih bahkan lebih keras lagi untuk memberi kontribusi nyata daripada makhluk lainya. Bumi yang kita pijak dan kita elu-elukan dengan penuh kesadaran ini adalah ladang bagi kita untuk menanam kebaikan yang dapat kita tinggalkan.

Tuhan memberikan kelebihan dan kekurangan kepada kita: kelebihan untuk disyukuri, dan kekurangan untuk dihadapi dengan kesabaran. Jika syukur dan sabar ini mampu kita jalankan dengan penuh kesungguhan, maka hidup akan terasa damai dan menghadirkan kebahagiaan tersendiri. Sebagai makhluk yang tuhan ciptakan dengan sempurna seyogyanya kita memanfaatkan dengan penuh kesungguhan, pemberian tuhan adalah anugerah yang patut kita maksimalkan. Sungguh merugilah kita jika apa yang telah Tuhan berikan disia-siakan begitu saja, Tuhan tidak perlu pengakuan atas apa yang ia ciptakan, tidak membutuhkan pujian manusia, manusia harus sadar bahwasanya apa yang ia lakukan di muka bumi ini adalah atas kekuasaan tuhan. Dengan kesadaran penuh, kita perlu belajar banyak hal tentang bagaimana memaksimalkan kekuatan dari Tuhan sebaik-baiknya, serta memanfaatkan apa yang telah diberikan-Nya. Kita dapat merenungkan hal ini melalui kalimat di bawah sebagai bahan pembelajaran bersama.

مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ

Artinya, “Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.”

Postingan Serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *